Thursday, November 25, 2010

Happy Shopping

Berencana tinggal lebih dari sebulan di Korea? Pasti persediaan mie instan bakal tak memadai walau bawa sekardus sekalipun. Mau beli di resto atau rumah makan -yang murah sekalipun- tak mudah bagi kita, selain karena kehalalan yang diragukan, rasa juga tak bisa dijanjikan.

Pilihan terbaik bagi para suporter suami, atau mahasiswa perempuan yang ingin berhemat dengan memasak sendiri adalah membeli bahan-bahannya di pasar. Ya, tak perlu gengsi untuk pergi ke pasar tradisional disini, walaupun sebagian besar anak muda Korea malas pergi ke pasar -alias, teman-teman kita berbelanja ya kebanyakan para ahjumma, haha..-, ini jauh lebih baik daripada belanja di supermarket.

Kenapa?

  1. Harganya jauh lebih murah. Jelas lah itu. Dibandingkan di supermarket, harga bahan makanan di pasar tradisional jauh lebih murah. Kalau iseng dan punya waktu, silahkan coba dulu survey harga di supermarket, lalu pergi ke pasar. Buktikan sendiri..
  2. Bahan makanan yang dijual relatif lebih segar. Baik itu sayur, buah, atau seafood, masih benar-benar fresh. Kadang kalau beli di supermarket, bahan yang dijual sudah frozen, atau tampak layu, atau buahnya mulai lembek. Ilfil kan..sayang sekali sudah berkorban uang yang banyak -karena harganya lebih mahal itu- eh, ternyata barangnya tidak lagi baru.
  3. Pilihan lebih banyak. Ini dengan syarat perginya ke pasar yang besar, dan tidak pergi di hari libur orang Korea -misal: Chuseok-. Banyaknya penjual dan barang yang dijual membuat kita bersemangat untuk mencari barang yang baik dan bagus kualitasnya dengan harga yang murah.

Ada kalanya kita sebagai orang asing di Korea merasa segan pergi ke pasar tradisional. Apalagi masalahnya kalau bukan di bahasa, ya kan? Daripada susah-susah, mending ke supermarket saja. Ambil barang yang dibutuhkan, bayar, beres.

Itu juga hambatan yang pernah aku rasakan. Membayangkan bakal ditanya ini-itu saja malas. Apalagi kalau harus berpikir bagaimana caranya menawar, atau bertanya barang lain yang kita butuhkan tapi tidak ada di depan mata kita.

Ah, tapi dibanding keuntungannya, itu tadi tak berarti apa-apa. Jadi, mari kita ke pasar!!

Beberapa tips ini, semoga membantu anda yang ingin belanja di pasar tradisional Korea.

  1. Pergilah ke pasar yang relatif besar, dengan penjual yang banyak dan barang yang dijual relatif bervariasi. Kenapa? Karena dengan persaingan yang tinggi, harga barang relatif jadi lebih murah. Ingat, kita bela-belain datang ke pasar itu karena kita ingin berhemat, ya kan?
  2. Cari pedagang yang sedang dikerubuti banyak orang, atau at least yang sedang ada yang beli. Itu artinya bisa jadi penjual itu memang menjual dengan harga yang lebih murah, atau barang yang dijual variatif, atau si penjual ramah, atau kombinasi ketiganya.
  3. Mulai amati barang yang dijual -dan tentunya yang kita butuhkan, ingat, butuh lho ya, bukan ingin-. Jika memang tertarik, segera tunjuk, terus bilang "Igo, Olmaeyo?" yang artinya, "Ini berapa ya?"
  4. Jika si penjual menyebut suatu harga dan kita tidak mengerti, pakai jari anda. Biasanya dia sebutkan dalam ribuan won. Sekadar tau, satuan ribu dalam won adalah chon, ratus beg, nah, satu sampai sepuluhnya berturut turut adalah il, i, sam, sa, o, yuk, chil, phal, gu, sip. Jadi kalau dia bilang "chon-on" itu artinya seribu won, "i-chon-on" berarti dua ribu won, dan seterusnya.
  5. Udah mengerti harga tapi merasa kemahalan? Tenang..Kalau ingin menawar, bilang saja,"Imo..Jom..kakajuseyo" artinya "Bi, tolong didiskon..". Biasanya ini tergantung keberuntungan anda, karena tidak semua pedagang itu mau barangnya ditawar.
  6. Nah, kalau dia bilang "Ande..ande.." sambil geleng-geleng, itu artinya dia tidak mau barangnya ditawar. Jangan putus asa. Teruskan dengan kalimat,"Kurom..Do Juseyo" yang berarti "Kalau begitu, beri saya lebih banyak". Kadang ini lebih ampuh, karena mereka tak suka memotong harga, tapi lebih suka kalau dimintai bonus. Aneh ya?
  7. Kalau tak cocok juga, jangan gengsi. Bilang saja, "Aniyo.", geleng-geleng, lalu pergilah. Tapi bersiaplah kecewa karena anda tak akan dipanggil lagi seperti kebiasaan pedagang Indonesia yang ditinggal calon pembelinya.
  8. Barang yang dijual di pasar banyak yang ditaruh dalam baskom. Atau nampan untuk seafood. Jangan kaget kalau si imo menyebut harga yang muahaal bagi kita. Siapa tau yang imo maksud itu sewadah itu. Kelemahan sistem ini adalah kita sering tak bisa memilih barang yang ingin kita beli. Apa yang ada disitu, ya sudah, terima aja apa adanya. Tapi kalau kita merasa beli sewadah itu terlalu banyak, sebut setengah harga barang tadi atau tunjuk seberapa banyak kita mau beli. Ada kok penjual yang ngerti mau kita apa.
  9. Kebiasaan untuk beli dalam jumlah sedikit harus direlakan hilang di sini. Segala sesuatu dijual dalam jumlah buanyaak..jadi harus punya kulkas yang besar untuk bisa menampung itu semua. Kalau tak ada, ya apa boleh buat, jadikan pasar sebagai tempat nongkrong tiap minggu, hehe..

Pengalamanku selama belanja disini, selain yang sudah disebutkan dalam tips di atas adalah ditanya " Odiso wassoyo?" artinya "Anda datang dari mana?". Jawab saja," Indonesia-eso issoyo." yang berarti "Saya dari Indonesia". Biasanya mereka akan mengangguk-angguk saja -mungkin sambil berpikir keras, dimanakah negara yang barusan kita sebut itu- dan senyum pada kita.

Jangan lupa, setelah menerima barang, menyerahkan uang, bilang dong, "Kamsa hamnida". Mereka pasti akan sangat senang.

Selamat berbelanja!!

No comments:

Post a Comment