Tuesday, October 26, 2010

About Food


Aku pernah nyasar di suatu situs, disitu dikatakan kalau Kimchi adalah makanan terpedas ke-tiga di dunia. Ah, masa sih?

Tapi tahukah kalian, juara satu makanan terpedas sedunia? Jawaaabannya, adalah.. Sambal uleg. Haha..pasti ini karena si penulis orang Indonesia.

Bicara soal makanan sangat berhubungan dengan selera. Ya, kita yang orang Indonesia, tentu punya selera yang tasty. Semua makanan harus "berasa" bumbunya. Segala jenis bumbu bisa masuk di aneka masakan Indonesia. Bagi yang tinggal di Jakarta, segala macam makanan dari seluruh penjuru Indonesia bisa diperoleh, mau masak sendiri juga mudah, bahan dan bumbu lengkap tersedia. Kalau ada yang bertanya, apa masakan khas Indonesia, kita pasti kesulitan menjawabnya. Masakan daerah mana dulu yang dimaksud? Jawa, sunda, padang, kalimantan, sulawesi, maluku, nah lho, repot kan?. Kalau ditanya makanan Indonesia yang paling enak apa, lebih sulit lagi jawabnya. Soto enak, sate nikmat, bakmi juga asik, belum lagi menyebut bakso, nasi goreng, seafood, rawon, tahu campur, ayam bakar, bebek goreng, wahh...jadi lapar sendiri.

Begitu "surga"nya Indonesia sebagai tempat wisata kuliner, ketika sampai disini, aku hanya bisa menahan mata.

Pertama, segala menu dalam bahasa Korea. Jangan tanya lah, apa aku bisa minta makanan halal atau tidak disini, baca saja sulit.

Kedua, sebagian orang Korea -baca: banyak sekali- yang tidak mengerti sama sekali kalau kita, muslim, tak boleh makan babi, atau turunannya. Bahkan kami juga tidak makan daging sapi dan ayam di restoran atau membeli dagingnya di supermarket biasa, karena tak jelas kehalalannya.

Ketiga, rasanya itu lho.. aneh bin ajaib. Perpaduan antara asam pedas getirnya kimchi -yang hampir selalu ada disajikan sebagai "cemilan" di resto, dengan amis-amisnya ikan tuna atau haemul udong -alias mie beras seafood- yang tak jelas rasanya mau ke arah mana, pedas tidak, asam tidak, asin tidak, jadi terasa tasteless buatku.

Ada sih menu yang agak cocok di lidahku. Pokoknya yang berkuah merah, tapi sampai sekarang tak tau apa namanya. Kalau si kuah merah itu, tasty. Pedas, walau tetap saja tergantung restonya. Seperti makanan yang ada di foto ini, wiih..mantap..

Jangan kaget kalau di depan resto dipajang contoh makanan jadinya, yang dalam bentuk patung lilin. Sebesar dan seperti itulah tampilan asli makanannya. Orang sini makan dalam porsi jumbo, bahkan kuli Indonesia kalah :D. Indomie bagi mereka termasuk cemilan, karena porsinya yang mini, buat mereka, makan mie ya harus sebaskom, atau sepanci, baru mantap. Mereka juga makan dalam waktu singkat. Benar-benar..

By the way, jika kalian makan di rumah makan korea, jangan kaget kalau tidak menemukan menu minuman. Isinya makanan semua, karena mereka biasanya hanya menyediakan dispenser yang itupun jangan harap airnya disajikan di depan kita. Ambil sendiri gelasnya, ambil sendiri airnya di dispenser. Jangan pernah berharap bisa pesan es teh yang segar nian itu, apalagi es buah yang menggoda iman. Kalau mau, cari tempat di food court, tapi itupun tak ada yang jual es teh atau es jeruk. Ah, Indonesia memang surga.

Selesai makan, juga tak boleh ditinggal begitu saja, kembalikan semua alat makan kita ke tempat yang disediakan. Kalau piring, mangkok dan gelas kita tinggal pergi, si pemilik resto bisa menegur kita. Malu kan..

Bagi yang kesulitan karena kendala bahasa dan ragu dengan halal tidaknya, katakan pada pelayannya, "Dweji anmogoyo" yang artinya, "saya tidak makan daging babi".








No comments:

Post a Comment